Cuaca terik dan entah sebatas penggal apakah matahari yang sedang sombong menyinarkan dan menunjukkan panasnya dijalanan pekanbaru , berdebu dan banyak orang mengernyitkan dahinya yang mencoba melawan matahari yang sedang sombong. Masih dengan batang rokok yang baru tersulut dan kepulan asap pertama terhisap dalam menghela nafas menyusuri jalan yang terasa panas aspal dan paving blok itu ketika kaki telanjang diinjakkan. Tidak sedang berkutat dengan apa yang lepas setiap hari dengan tampilan outlook atau dering telpon yang selalu kurindukan ketika berada dalam sebuah kamar kos berantakan layaknya seorang anak kos.
Dia sedang duduk disebuah trotoar dibawah pohon rindang yang mulai meranggas melepaskan daun-daun menguningnya , terbuka kancing bajunya dan sesekali menyeka keringat di dahi dan lehernya dengan jaket lusuh jeansnya yang penuh guratan garis artistik kotoran, sesaat aku tertarik menghampirinya untuk sekedar berbagi rimbun berteduh dan berbagi air mineral, rokok mungkin , namun itulah pikirku yang saat melewati warung kecil berhenti membeli dua botol air mineral dingin sambil mata tak lepas melihat betapa menariknya dia dengan selonjoran kakinya.
Dan sebuah sapaan basa-basi khas pertemuan orang asing yang sedang kesepian berjalan , obrolan pun termulakan dengan entah darimana sampai dengan satu saat aku pun terdorong bertanya heran dengan selonjornya dan beban berat dimuka nya. Cerita pun mengalir dengan derasnya namun masih juga dengan sesuatu yang dipendamnya sampai dengan semua mulai beranjak ke sebuah perbincangan hangat ketika bungkus rokok kubuka dan kubakar tak lupa kutawarkan untuk menemani perbincangan di hari yang terik itu.
Logat bercampur-campur dalam sebuah kata dan yang jelas membuat saya harus membiasakan berpikir cepat apakah artinya dengan menatapnya penuh pengertian akan apa yang diomongkanya, sampai pada saat yang entah darimana mulanya dia mulai menunduk dan lirih bergumam " saya hanya sedang bingung kenapa Tuhan memberi satu kerinduan yang sangat membuat saya lebih memilih menjadi pribadi baru daripada menjadi pribadi sekarang namun harus terus mencari dan mencari Kerinduan yang menyakitkan hati saya mas"
Raut mukanya berubah menjadi pucat dan bibirnya bergetar mengucap kata terakhir sebelum akhirnya dia berpamitan melanjutkan perjalananya serta terima kasih untuk berbagi air dan rokoknya " saya mau melanjutkan langkah kaki yang sedang meminta saya melaju mencari kerinduan yang terpendam makna dan arti dalam semua pencapaian ini "
Aku pun menjabat tanganya , mengucap terima kasih tanpa pernah tahu siapakah namanya manusia yang sedang berjalan mencari arti kerinduan itu...
Tampilkan postingan dengan label motivated Story. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label motivated Story. Tampilkan semua postingan
Kamis, 29 Maret 2012
Sabtu, 19 Februari 2011
Masih Tetap menjadi Pejalan Kaki

Jalan kaki menelusuri sabtu malam yang cukup ramai di daerah simpang lima dengan beraktifitas seramai-ramainya para generasi muda yang seneng banget ngeliat mereka tidak cuma berkumpul nongkrong atau bahkan sekedar parkir dengan menunjukkan Geng motor dan jaket komunitas mereka.
Banyak aku jumpai anak-anak muda yang bergerombol dari mulai berlatih CAPOERA , Remote Kontrol Mobil-mobilan , Sampai Karate pun mereka lakukan ditrotoar bersih yang tersorot lampu megah. Kumpulan anak-anak Hobies fotografi pun dengan semangat mengabadikan momen-momen yang terekam indah sabtu malam itu sepanjang jalan dekat simpang lima.
Kuhisap dan kubakar terus silih berganti rokok bernikotin tinggi dan bercengkeh itu untuk menghangatkan dan mengobati kecanduanku akan batang tembakau ini. Tak berhenti otakku mencatat dan merekam benar-benar tiap langkah kaki yang kulangkahkan dan mata yang terus merekam indah tatapan dan perasaan yang terteduhkan dengan siraman langkah keringat sesaat jalan terus dilangkahkan.
Setelah pecel pincuk Yu sri kusantap dengan liur yang menetes membayangkan dan akhirnya merasakan kenikmatanya akupun bergegas kembali berjalan dengan kawan setia yang telah bertekad mbambung di semarang untuk semalam ini karena kita tidak tahu apakah akan mendapatkan kesempatan langka bebas nan yang pasti akan teringat oleh rekam jejak kaki dan pikiran.
Terhenti aku duduk di TUGU muda dan sudah mulai terasa betis mengeras dan nafas tersengal-sengal untuk memutuskan aku harus mencari kopi untuk mentralisir gejolak detak jantung yang mulai tidak beraturan. Bertemulah saya dengan seorang penjual kopi TUGU Muda Semarang yang menjajakan mendekat ke arah kami meringkuk duduk dan selonjorkan Kaki.
Umurnya baru duapuluh sekian dan sudah mendapatkan satu porsi kehidupan oleh sang MAHA dengan beratnya menurut saya tapi ternyata tidak menurut beliau . Terlihat susah membuka sachet kopi dan menuangnya kedalam gelas plastik bekas air mineral, selalu tercecer dan apalagi pas waktu menuang air dari termos..sepertinya terlihat lelah dan sangat sulit baginya.
Kami mengira beliau itu orang buta tapi ternyata bukan , dan mulailah beliau bercerita tentang keadaanya setelah kami mendekat meracik sendiri kopi pesanan kami.
Kecelakaan telah membuat beliau koma selama tiga bulan karena gegar otak parah dan akhirnya beliau harus menerima kenyataaan saraf separuh tubuhnya terganggu dan terus bercerita tentang hidup dan perjuanganya yang mengandalkan separuh badan aktifnya untuk berjualan kopi sambil menabung tetap semangat berterapi dan tak berhenti berharap suatu saat beliau akan kembali normal seutuhnya.
Sudahlah saya sedih dan marah pada keadaan jika terus menulis tentang beliau karena terlihat sekali betapa tidak bersyukurnya saya dengan apa yang sudah saya miliki selama ini yang jauh lebih lebih baik dari mas adi dan kehidupanya..akhirnya beliau pun berlalu menjajakan kembali kopi dan minuman panas orang-orang yang lagi nongkrong di TUGU MUDA SEMARANG.
Kubakar lagi satu batang rokok surya ku dan kembali kupejamkan mata dan menghisap dengan dalam asapnya meresapi pelajaran hidup yang baru saja diceritakan oleh seorang pejuang hidup sejati. Thankyou SEMARANG , TENGKYU MAS ADI dan Tengkyu Kopinya
Label:
Life Story,
motivated Story,
personal,
semarang
Jumat, 28 Januari 2011
Mengenali untuk Melepas Kembali...
Fotosintesa Kehidupan yang sudah jauh aku tidak kembali bisa rasakan sedikit empati dan sayatan-sayatan kecil perih namun menyadarkan akal dan pikiran seorang manusia yang mau mengaku dirinya tetaplah Manusia.
Dibangku itu , diluar pinggir jalan aku duduk sendiri di meja untuk 5 orang namun karena memang aku hanya membawa satu wujud aku paksakan untuk duduk dibangku itu. Seperti biasa , ritual pun dimulai dengan pesanan satu cup coklat Panas dan sebungkus kentang Goreng plus Tembakau isi 16 Batang selera Pemberani. Duduk dan mulai membakar satu batang tembakau sambil menenangkan hati yang terlalu euforia dengan harapan untuk membasuh dahaga hati akan perasaan yang sepertinya sudah lupa aku rasakan indahnya namun lebih pada bagaimana aku memahaminya lebih dalam.
Lalu lalang para figuran dengan Gaya dan penampilan peran yang mereka banggakan , para kru televisi bintang itu pun dengan seragam hitam-hitam yang bercengkrama silih berganti masuk keluar pintu (*kebetulan aku duduk pas disebalah pintu masuk*) , Dibelakangku sibuk mereka membahas program dan pekerjaan nya disatu sisi teman mereka curhat tentang cinta dan petakomplinya diantara persahabatanya (*bukan saya menguping tapi kursi kami membalakangi dan suer kenceng banget ngomongnya*).
Sampai pada satu ketika , sudah 4 jam ternyata saya duduk bertahan dengan gelas , kentang dan tembakau yang sudah terbakar separuhnya...Ada pula waria menghampiri sambil mengamen dengan tapenya rusak joget2 ga jelas yang tanpa karya meminta uang saweran.."Maaf ya mbak , kalo mau ambil Rokok silahkan kalo uang saya ga kasih karena sampean ndak nyanyi"...memang sudah urat malu karena lindasan ibukota menghimpit mereka " Makasi mas Ganteng " , pengen kutendang saja sampe merinding saya .
Namun dalam duduk ku disana menantikan sesuatu yang memang sudah benar menjadi mimpi dan keinginan yang sangat berlebihan untuk orang yang bernama seperti saya akhirnya jari-jari saya pun membuka aplikasi media berkicau dan mulailah saya berkicau tanpa ada satupun niat untuk menulis...tapi tangan , hati, otak membimbing semuanya tertulis dan setelah tertulis aku pun diam
Kenapa aku bisa menuliskan itu semua diluar alam bawah sadarku dan terpublishlah semua di dunia maya itu , tapi sudahlah terimakasih untuk kekuatan yang menuliskan kejujuran hati dan empati dari kompartmen hati yang termana aku tak tahuBeberapa tulisan yang akhirnya mulai saya paham kenapa hati saya membimbing untuk menuliskanya :
Belajar menerima pahitnya alkohol lebih terlihat gagah daripada menerima ayat khasiat air zam-zam krn menafikan adlh mensufikan kemunafikan
Menghitamkan yang putih jauh lebih mudah tapi tidak memutihkan yang hitam , seperti juga melacur pun ringan daripada mendaptkn malam pertama....
Pinuturing alam sendikaning gusti , lakuning raga jelajahi bhumi..kawula namung topeng tarian Gusti kang nuntun jiwo dahaganing lentero ,
Panembangan alam kang nyinden rekosoning ati nyayat roso trisno sing ora kebales maring atosing roso ingkang kabutan marang kahanan liyan
Dan akhirnya semua itu tertutup dengan tulisan " at the city of memories I already face the fact I have to wait for what I am struggle for , and unfortunately in this city I have to be part of that memories , wait for something uncertainty for what I am struglle for..midnight in coffeshop"Menghitamkan yang putih jauh lebih mudah tapi tidak memutihkan yang hitam , seperti juga melacur pun ringan daripada mendaptkn malam pertama....
Pinuturing alam sendikaning gusti , lakuning raga jelajahi bhumi..kawula namung topeng tarian Gusti kang nuntun jiwo dahaganing lentero ,
Panembangan alam kang nyinden rekosoning ati nyayat roso trisno sing ora kebales maring atosing roso ingkang kabutan marang kahanan liyan
Semoga aku bisa lebih menjadi apa yang aku inginkan , dan lebih banyak bisa mengempatikan semua nya..karena tidak bijak jika harus mengkasihani diri sendiri untuk sesuatu yang terjadi karena kebodohan kita sendiri...
Label:
blogging,
Life Story,
motivated Story,
personal
Jumat, 18 Juni 2010
Disorientasi?bukan..cuma prioritas yang berubah
Orientasi berubah?ataukah prioritas yang telah menyebabkan otak saya mesti berpikir sedemikian kencang di pusat tempat yang baru. Entah apakah semua itu bisa dibilang matrealistis ataukah mencoba realistis dengan keadaan yang cenderung nyaman dan tenang tapi menghanyutkan dan mematikan.
Selama beberapa bulan terakhir entah sontekan apa yang terus menerus menyentil saya untuk selalu waspada terhadap isi dompet ini karena memang setelah dengan fase yang baru semua semakin jelas terlihat bahwa SAya butuh Yang Jauh Lebih Baik Dari SEKARANG dan itu HARUS!!!
Tidak ada yang merongrong saya tapi entah keadaan telah mentuning saya bahwa saya harus bisa mengimbangi pusaran kekuatan baru tersebut. Semua serba tersirat tapi memang sudah tersuratkan semuanya disana dan yang pasti adalah saya berbahagia ada di lingkungan yang memberikan saya semangat dan tentunya kesempatan serta kebersamaan persahabatan yang selama ini sedang saya cari kembali.
Selama beberapa bulan terakhir entah sontekan apa yang terus menerus menyentil saya untuk selalu waspada terhadap isi dompet ini karena memang setelah dengan fase yang baru semua semakin jelas terlihat bahwa SAya butuh Yang Jauh Lebih Baik Dari SEKARANG dan itu HARUS!!!
Tidak ada yang merongrong saya tapi entah keadaan telah mentuning saya bahwa saya harus bisa mengimbangi pusaran kekuatan baru tersebut. Semua serba tersirat tapi memang sudah tersuratkan semuanya disana dan yang pasti adalah saya berbahagia ada di lingkungan yang memberikan saya semangat dan tentunya kesempatan serta kebersamaan persahabatan yang selama ini sedang saya cari kembali.
Label:
blogging,
motivated Story
Selasa, 04 Mei 2010
catatan seorang bunda..(real story)

Hari demi hari, berlalu penuh keceriaan, tangis dan kebingungan seorang ibu baru. Dulu, hari-hari itu serasa panjang dan lama.
Terlebih nasha terhitung lambat dalam proses perkembangannya. Umur setahun, baru bisa merangkak. Dicemooh, bahkan jadi pembicaraan di sana-sini, tapi kami tidak pernah meragukan sedikit pun bahwa nasha akan mampu melewati semua itu. Karena memang nasha lebih dahulu berbicara. Benar saja, nasha yang sekarang justru kecerdasannya melampaui mereka yang seumuran. Nasha memiliki empati yang luar biasa terhadap sesama. Terlebih kecerdasannya yang membuatku sebagai seorang bunda mensyukurinya di setiap detik. Umur 2 tahun, nasha sudah hafal doa mau tidur, doa mau makan, doa untuk orang tua. 2 tahun 3 bulan, hafalan nasha bertambah, al fatihaah dan al kafiruun pun sudah dihafalnya ^-^.
Sekarang, rasanya kerinduan akan hari-hari itu kembali menyeruak. Betapa dulu sempat berangan-angan kapan nasha besar. Bisa melakukan semua sendiri. Namun sekarang, rasanya ingin nasha masih membutuhkan bundanya seperti dulu. Di umur 2tahun, perbendaharaan kata-katanya banyak sekali. Nasha bisa mengungkapkan perasaannya, seperti halnya orang yang dewasa.
Keadaan membuat kami terpisah untuk sementara (gapapa ya nasha, percaya ma bunda, pasti kita segera berkumpul lagi ^-^). Meski terpisah jarak, tak pernah nasha berhenti mengatakan, “Nasha kangen bunda, Nasha sayang bunda” setiap berkomunikasi lewat hp (ya, bhkn sebelum berusia 2th, nasha sudah bisa berkomunikasi via hp dgn org lain meski hanya sepatah dua patah kata.)
Ada hal yang sangat meresahkan, di antara begitu banyak kebahagiaan yang kami syukuri dengan kehadiran Nasha. Umur setahun, pulang dari Jakarta...nenek Nasha yang khawatir cucunya capek, memaksa untuk membawa nasha ke dukun bayi (tukang pijat). Dukun bayi memijat semua tubuh nasha, perutnya tenpa terkecuali. Nasha menangis meronta kuat sekali. Wajahnya memerah seolah menahan sakit. Biasa, kata dukun bayi tersebut.

Akhirnya, sepakat kami bawa nasha ke dokter. Vonis dokter benar-benar di luar dugaan. Hernia tali pusar. Dokter bilang, ini disebabkan pengalaman traumatis, which is pijat di dukun bayi. Di saat perutnya dipijat, nasha meronta dan menangis terlalu keras (bawaan bayi yang lahir dengan trauma – lilitan tali pusar). Syarafnya yang tegang, menyebabkan tali pusarnya keluar. Memang secara medis, hal ini sangat tidak dianjurkan. Namun, yah kita hidup dengan warisan nilai-nilai orang tua.
Tak puas, kami minta pendapat kedua, ketiga. Hasilnya tetap sama. Duh, ya Allah . . . Dokter bahkan secara terang-terangan mengatakan, harus dioperasi. Bila tidak, maka akan berbahaya bila ia mengalami menstruasi pertama karena akan menyebabkan sakit luar biasa. Bahkan penderita hernia tali pusar khusus perempuan dapat meninggal bila melahirkan. Dokter hanya bisa menyarankan, sebelum dioperasi, kalau bisa orang-orang d sekeliling nasha harus meminimalisir agar nasha tidak sering menangis atau berteriak. The sky is falling.....
Nasha yang sekarang ini, masih nasha yang memiliki hernia tali pusar. Tapi melihat polahnya yang selalu membawa keceriaan, kecerdasannya, kemampuan berempatinya, luluh sudah kesedihan itu. Tak mungkin bersedih bila bersama nasha (boleh ditanya yang sudah bertemu dengan nasha ^-^)
Semangat, nasha....jangan pernah merasa terabaikan ya? Apapun yang terjadi, bunda selalu sayang nasha, begitu juga ayah...
Seperti yang selalu bunda katakan; nasha adalah bintang dalam hidup bunda. Tanpa nasha, dunia bunda jadi gelap...
“Saat engkau tertidur kupandangi wajahmu
Masih inginku mendekapm, masih inginku menciummu
Tak pernah kusadari waktu cepat berlalu
Kini engkau menjadi besar, kini engkaulah harapanku
Tumbuh, tumbuhlah anakku. Raih, raihlah cita-citamu
Jangan pernah engkau ragu, sayang . . .
Doaku selalu bersamamu. Membuat aman di hidupmu”
– Dengarlah suaranya, dengarlah tawanya, selagi kita bisa –
*thanks to my beloved wife for this emotional notes, you written it very good*
http://www.facebook.com/notes/rosi-febrianita/catatan-seorang-bunda/370727107554
#Pesan untuk yang punya baby: Berpikir lagi kalo mau mijitin baby ke dukun bayi,karena sentuhan dan pijatan dari ibu itu jauh menenangkan*
Label:
Life Story,
motivated Story
Jumat, 08 Januari 2010
Berceloteh dan Berkecap mulut tentang kebebasan

Kebebasan berekspresi dan juga berpendapat adalah sebuah bentuk dari jiwa seseorang yang menurut saya pribadi itu adalah karakter bawah sadar mereka yang telah mereka bawa dari orok bayi. Namun seiring sekuleritas dan juga arus globalisasi dan juga modernisasi berpikir maka hal tersebut telah terkotakkan sendiri. Dan yang lebih meyedihkan adalah dengan kebebasan berekspresi dan berpendapat yang telah diakomodir adalah sebuah senjata bagi para pengecut untuk berkoar dan berkecap ria namun berkelompok alias bergerombol. Beraninya maen keroyokan, bukan seperti para aktivis nasionalis kita yang mengedepankan kebebasan berekspresi dan berpendapat adalah sebuah tuntutan jiwa dan panggilan untuk melawan ketidak adilan , sehingga ketika hati nurani tidak terketuk maka jangan menyuarakan kebebasan, karena anda sendirilah yang telah mengebiri kebebasan anda.
Tidak kah seorang soe-hoek gie terkenal karena namanya sendiri dan keberanianya menyuarakan kebebasan berekspresi dan juga berpendapat, serta kebebasan pers malahan. Dimana Kebebasan pers tidak lagi dikebiri oleh para editor dan redaktur. Soe-Hoek Gie bukan terkenal karena dia aktivis organisasi apa, dan juga dalam sebuah lembaga apa tapi Soe-Hoek-Gie terkenal karena dia adalah Soe-Hoek0-Gie yang menyuarakan apa yang telah seharusnya disuarakan dengan bebas.
Ketika pemerintah sibuk dengan skenario penanggulanagan buku seorang George dan gurita cikeasnya, dan PWI dengan Wartawan infotainment sibuk menuntut luna maya karena twitternya, maka sesunggunya pers dan kebebasan yang semestinya telah disistematiskan. dan bagaimana seorang mantan pimpinan jurnal nasional dengan memakai rok mini dan jakunya melaporkan sebuah kibasan buku george, mengapa tidak kau pukul ganti dan selesai?tapi membuat panjang semuanya dan murahan sekali. Apakah itu yang dimaksud kebebasan berpendapat dan berekspresi?Kalo pimpinan perusahaan media cetak aja kayak gitu kelakuanya bagaimana isi beritanya bisa dipertanggung jawabkan.
Untuk rakyat kecil, jangan bermimpi untuk mempunyai kebebasan berpendapat, berkoar, berekspresi deh..karena yang punya semua itu yang punya kartu pers, Anggota DPR, Pengamat politik, media televisi dan pemerintah..
Label:
motivated Story
Kamis, 07 Januari 2010
Karakter dan Perspektif Orang Sekitar

Karakter disebelah saya buat dengan kemampuan potosop sangat pemula karena memang dasarnya saya orang yang tidak bisa menggambar. Saya tersinpirasikan oleh sebuah pepatah lama "Bangunan itu tersusun dari batu,pasir,semen dan air untuk merekatkanya". Dan mengapa kita menelisik bahwa airlah yang mengeratkan ketika unsur elemen yang sangat berbeda dari batu yang keras pun ketika tertetesi air akan lumer dan hancur menjadi kepingan kecil meyerupai pasir, begitu juga pasir yang terkena air dan semen bisa kokoh sekuat batu..
Dan dibalik semua tiga hal yang berbeda tersebut , airlah yang menyatukan semuanya dan memang sebuah kedahsyatan alam yang patut kita adaptasi kepada kehidupan kecil kita ini. "Ada kalanya semua hal akan menjadi hancur ketika air kehidupan bukan lagi mengalir tapi bocor menetes ataukah menderas yang berubah menjadi hancurnya tenangnya air".
Kembali kepada karakter simple yang ingin saya ciptakan untuk sekedar mewakili utak-atik tangan gatel di postingan ini. Yang ada adalah sebuah keharusan kita untuk menjadikan sebuah unsur-unsur kecil yang digabungkan dan apa adanya menjadi sebuah karakter menyerupai bentuk tertentu. "OM KAREP" adalah representasi dari kejengahan saya akan keadaan yang terus mendera terutama keadaan lingkungan,bangsa ini yang sangat menyiksa kebebasan dan juga nyali rakyat kecil untuk berteriak.
"Dalam keadaan yang semakin menuntut untuk serba cepat, dinamis dan juga tidak terlalu membutuhkan sopan santun serta ewuh pekewuh apakah hanya satu kata yang menjawab semua itu?BENGISS!!.
Ya, menjadi bengis terhadap keadaan untuk melawan semua nya, bengis untuk tidak membiarkan orang-orang penjilat hidup dan berkembang tidak karuan. Serta bengis terhadap diri kita sendiri untuk tidak menjadi seorang pecundang dalam hidup ini , serta yang terpenting untuk bengis terhadap hati nurani kita jika hati nurani memaksa untuk bunuh diri karena lelah menjadi orang jujur yang terabaikan!!
Karena pada dasarnya akan ada suatu masa dimana hanyalah yang melekat dibadan ini yang akan menemani, siapkah kita untuk menjadi seorang survivor,the real survivor !. Jikalau memang harus memilih, maka memilih untuk tetap hidup karena tidak takut mati ataupun memilih mati pun boleh asalkan jangan karena kita takut untuk hidup..
Label:
motivated Story
Minggu, 25 Oktober 2009
Meracaukan Ketidakpastian Detik Lonceng Tua
Ketika sore hari ini aku harus beranjak dari kota dan hiruk pikuk bekasi dan jakarta untuk sedikit menepi dengan bejibun pekerjaan di bumi lancang kuning riau, dibekali dengan setumpuk kecemasan dan racauan hatiku akan masa depan,loyalitas dan juga tanggung jawab terhadap hidupku dan keluargaku serta kawan-kawan dan bagaimana harus aku berbuat.
Mantapkan hatiku untuk berangkat sudah pasti itu adalah sesuatu yang wajib aku pelihara karena dengan niat yang penuh dan begitu semangat ditengah kondisi drop dan urusan rumah yang berantakan karena memang maklum hanya sendirian ngebersihin dan ngurusin rumah kontrakan...
Dengan meracaunya hatiku aku pun selalu menegaskan bahwa setiap satu langkah aku jejakkan dari rumahku adalah niatku untuk senantiasa beribadah dan berjuang untuk menghidupi anak dan istriku tercinta. Begitu banyak dilematisme dan juga retorika-retorika akan arti sebuah pencapaian karier yang harus dicapai seorang perantau...
Tapi daripada kita berpikir terlalu berat kan semua hal, bagaimana jika kita mulai menata hati untuk berniat lurus bekerja demi Allah dan mengharapkan berkah dari niat baik itu untuk anak istri dan masalah selanjutnya serahkan saja dengan tangan dan kaki kita untuk menghadapi. Ingin aku bisa berkata dan berteriak lantang,keluarkan keringatmu karena kau lelah otakmu berpikir dan kakimu serta tangamu kesemutan karena terlalu berpikir dan bekerja karena rasa tanggung jawab tinggi..
Mari kita galakkan gerakan bekerja dan berkeringat untuk menjawab dan memperbaiki mentality bangsa ini merubah dari bangsa pemimpi menjadi bangsa pekerja yang menghargai tiap tetes keringatnya karena rasa tanggung jawab
Mantapkan hatiku untuk berangkat sudah pasti itu adalah sesuatu yang wajib aku pelihara karena dengan niat yang penuh dan begitu semangat ditengah kondisi drop dan urusan rumah yang berantakan karena memang maklum hanya sendirian ngebersihin dan ngurusin rumah kontrakan...
Dengan meracaunya hatiku aku pun selalu menegaskan bahwa setiap satu langkah aku jejakkan dari rumahku adalah niatku untuk senantiasa beribadah dan berjuang untuk menghidupi anak dan istriku tercinta. Begitu banyak dilematisme dan juga retorika-retorika akan arti sebuah pencapaian karier yang harus dicapai seorang perantau...
Tapi daripada kita berpikir terlalu berat kan semua hal, bagaimana jika kita mulai menata hati untuk berniat lurus bekerja demi Allah dan mengharapkan berkah dari niat baik itu untuk anak istri dan masalah selanjutnya serahkan saja dengan tangan dan kaki kita untuk menghadapi. Ingin aku bisa berkata dan berteriak lantang,keluarkan keringatmu karena kau lelah otakmu berpikir dan kakimu serta tangamu kesemutan karena terlalu berpikir dan bekerja karena rasa tanggung jawab tinggi..
Mari kita galakkan gerakan bekerja dan berkeringat untuk menjawab dan memperbaiki mentality bangsa ini merubah dari bangsa pemimpi menjadi bangsa pekerja yang menghargai tiap tetes keringatnya karena rasa tanggung jawab
Label:
motivated Story
Langganan:
Postingan (Atom)
Tautan Kawan
|Istriku| |Alit02| |AREMASENAYAN| |Imran| |aryo pinandito| |Bang Edo| |bang epat| |brawijaya university| |elektro brawijaya| |kamusku| |kang IBOR| |mas yayan| |neysa| |pecasndahe| |sani02| |teknik brawijaya| |wirawan| |NYAHOOK| |Gentenk02| |Mas GP| |Bang Susee| |Mas TINTIN| |TUHU||SamEkoRongewu||MbakDOS||Faniez||Kang Feri||TrueLifeInstitut|
Category
- AremaFC (1)
- aremaniasenayan (1)
- blog (1)
- blogging (17)
- Feri Febriandani (1)
- fiksi (1)
- Life Story (15)
- motivated Story (8)
- nurdin turun (1)
- personal (9)
- PSSI (1)
- REVOLUSI (1)
- salihara (1)
- semarang (2)
- truelifeinstitut (1)