Jumat, 08 Januari 2010

Berceloteh dan Berkecap mulut tentang kebebasan

Kelontong kata sebenernya sangat terinsiprasi oleh keinginan membuat suatu trend kata-kata baru yang bener-bener ga kalah dari para jawara-jawara terutama mungkin para netters dan blogger.Karena kalo kita runut bener-bener,bahwa yang membuat kata-kata jahil ataupun kalimat sakti quote of the day adalah mereka-mereka yang memang mempunyai referensi gila-gilaan . Entah itu dalam buku yang berkontainer ataupun dalam era digital ini mereka meninggalkan mata mereka didepan monitor dan internet yang terus berputar.
Kebebasan berekspresi dan juga berpendapat adalah sebuah bentuk dari jiwa seseorang yang menurut saya pribadi itu adalah karakter bawah sadar mereka yang telah mereka bawa dari orok bayi. Namun seiring sekuleritas dan juga arus globalisasi dan juga modernisasi berpikir maka hal tersebut telah terkotakkan sendiri. Dan yang lebih meyedihkan adalah dengan kebebasan berekspresi dan berpendapat yang telah diakomodir adalah sebuah senjata bagi para pengecut untuk berkoar dan berkecap ria namun berkelompok alias bergerombol. Beraninya maen keroyokan, bukan seperti para aktivis nasionalis kita yang mengedepankan kebebasan berekspresi dan berpendapat adalah sebuah tuntutan jiwa dan panggilan untuk melawan ketidak adilan , sehingga ketika hati nurani tidak terketuk maka jangan menyuarakan kebebasan, karena anda sendirilah yang telah mengebiri kebebasan anda.
Tidak kah seorang soe-hoek gie terkenal karena namanya sendiri dan keberanianya menyuarakan kebebasan berekspresi dan juga berpendapat, serta kebebasan pers malahan. Dimana Kebebasan pers tidak lagi dikebiri oleh para editor dan redaktur. Soe-Hoek Gie bukan terkenal karena dia aktivis organisasi apa, dan juga dalam sebuah lembaga apa tapi Soe-Hoek-Gie terkenal karena dia adalah Soe-Hoek0-Gie yang menyuarakan apa yang telah seharusnya disuarakan dengan bebas.

Ketika pemerintah sibuk dengan skenario penanggulanagan buku seorang George dan gurita cikeasnya, dan PWI dengan Wartawan infotainment sibuk menuntut luna maya karena twitternya, maka sesunggunya pers dan kebebasan yang semestinya telah disistematiskan. dan bagaimana seorang mantan pimpinan jurnal nasional dengan memakai rok mini dan jakunya melaporkan sebuah kibasan buku george, mengapa tidak kau pukul ganti dan selesai?tapi membuat panjang semuanya dan murahan sekali. Apakah itu yang dimaksud kebebasan berpendapat dan berekspresi?Kalo pimpinan perusahaan media cetak aja kayak gitu kelakuanya bagaimana isi beritanya bisa dipertanggung jawabkan.

Untuk rakyat kecil, jangan bermimpi untuk mempunyai kebebasan berpendapat, berkoar, berekspresi deh..karena yang punya semua itu yang punya kartu pers, Anggota DPR, Pengamat politik, media televisi dan pemerintah..

0 komentar:

Posting Komentar