Kamis, 04 Februari 2010

Memilah dan memilih untuk berkosong

Apa sih Maksudnya ya?mungkin itu yang ada dibenak yang nyasar ke blog ini begitu melihat ada gambar ga jelas di kiri postingan ini. Memang itulah bentuk dari ketidakjelasan saya di akhir bulan kemaren dan berlanjut di awal bulan februari yang merupakan bulan penuh coklat dan penjaja bunga serta cinta romantismenya.
Aku juga tidak mengerti mengapa begitu galau dan risau tentang arah hidup ku yang tidak lagi seindah jarum kompas yang konsisten dengan utara selatanya tanpa mencoba mengintervensi arah barat dan timur. Semua berubah menjadi semakin dinamis dan anarkis bahkan cenderung ke arah radikal secara pemikiranku dan juga emosional yang selalu mengikuti ku seperti darah yang menopang hidup dan tubuhku.
Semua tanda-tanda ketidakberesanku pun mulai muncul satu-persatu mulai dari fisik yang seperti baterai lithium dicas tidak dicabut-cabut cepet sekali ngedrop begitu juga mentality yang seakan tidak akan pernah beranjak dari titik doktrinasi i am nobody.
Tidak ada yang salah dengan semua ini kok, aku sadar betul. Orang-orang sekitar melihat diriku semakin hari semakin lusuh dalam terawang jasmani ataupun rohani tapi sudah seperti persetan aku menganggap semua ini karena entah ajaran apa yang sudah aku terima sehingga aku tak lagi bisa memperdulikan siapa saya dan bagaimana saya. Karena aku hanya memberi parameter jika aku terbangung dan masih bernafas, aku harus menjadi manusia dan hidup di dunia.
Kelelahan hebat yang aku rasa bukanlah untuk mengeluh, meski aku menyadari bahwa pengejawantahan akan arti dan filosofi hidup adalah jauh untuk sekedar dipelajari karena aku lebih suka untuk berlama-lama tidur dan diam untuk tidak berbuat apa-apa sekarang. Kepala serasa selalu penuh dan kadang ingin aku taruh sebentar untuk sekedar tidak merasakan efek dari beratnya kepala yang setiap hari mesti dibawa dengan segala isi dan imajinasinya.

Pada suatu ketika aku mesti terbangun dan sadar , aku hanya punya waktu 2 hari dua malam untuk segera membereskan barang-barangku dan angkat kaki dari rumah kontrakan. Lelahnya hidup berpindah-pindah dan selalu habiskan waktu dengan asap dan AC kendaraan..tidak sempat lagi aku jalan dan menginjakkan kakiku telanjang terasa acap tajam dikerikil dan menghijau karena aku terlalu asik menjejakkanya ke rumput lapangan bola....
Dimanakah engkau kebahagiaan, serasa kau sekarang sedang marah padaku kah?ataukah sedang tidak ingin bersamaku dan telah menemukan orang lain yang lebih bisa menghargaimu wahai bahagia...tapi aku tidak ingin berteman sedih jadi lebih kupilih berteman dengan kosong saja untuk sekarang..

0 komentar:

Posting Komentar