Lima tahun sudah aku ada dijakarta , kota yang membesarkan aku dalam fase setelah berkutat dengan indahnya masa-masa kuliah yang diisi dengan diskusi , pergerakan kecil , kongkow nongkrong ga jelas dan segala dinamika kampus sebagai minatur kecil kehidupan nyata diluar sana yang bersinggungan dengan resiko dan kepetingan.
Banyak yang aku dapat selama lima tahun aku ada dijakarta ini , dikota inilah aku mulai membangun kehidupanku dan pernikahan serta keluarga baruku dengan seggala keterbatasan dan juga pergerakan nasib gradual yang cenderung steady state dilevel bawah sebuah grafik pada sumbu Y sedikit diatas nilai nol. Tapi pun aku sangat bersyukur karena memiliki dua wanita yang dalam 3 tahun di lima tahunku ada disisiku yang selalu menemani sampai dengan suatu hal perjalanan nasib dan takdir tuhan menyebabkan kami terpisah. Sebuah pergolakan batin yang luar biasa dalam fase hidup namun lama kelamaan semua pun harus aku tinggalkan satu persatu dan mulai mengenal dunia lain yang bernama "tanggung jawab"
Apa yang baru dengan "tanggungjawab"..baiklah kawan itu baru aku temukan arti dan filosofinya ketika saya berada jauh dari dua penopang kehidupanku dan akhirnya harus aku pilih ketika aku harus bangkit dan berdiri dengan kenyataan tidak ada lagi penopang maka yang ada adalah aku harus tetap berdiri entah dengan cara merayap , berguling atau pun merangkak sampai pada tepian tembok atau pohon dimana aku bisa mencoba naik dan berdiri untuk kembali mengingat bahwa
aku punya kaki untuk berlari, menendang , berjalan atau bahkan mengayuh meski untuk itu aku harus mencari kembali inti dar semua itu adalah berdiri kembali dengan kakiku dan merasakan bahwa sebelum kau bisa berlari atau berjalan maka ingatlah kau harus bisa berdiri tegak dan pastikan itu kuatBanyak dunia hitam , palsu dan kotornya permainan di ibukota yang seakan-akan lama kelamaan menjadi permisif akan sesuatu hal yang sangat bertentangan dengan hati nuraniku yang tidak bisa memberikan permisif berlebih atas keberhasilan dengan menghisap darah rakyat dan meninggalkan racun permanen berkedok.
Lima Tahun aku bertahan dengan segala ketidakberesan dan mencoba permisif serta berinovasi namun ternyata benar , seonggok daging yang bernama hati itulah yang tidak bisa dibohongi ketika kita berbicara nyaman dan ketenangan sesungguhnya. Untuk itulah , dengan mengabaikan pertimbangan matematis , logis dan juga pertimbangan siapapun akhirnya di pertengahan MARET aku dan hatiku memutuskan untuk melakukan satu keyakinan HIJRAH adalah solusi untuk menyelamatkan hatiku , dan akupun melangkah pergi dari perusahaan tempat aku cari nafkah dengan bekerja meski atas sebuah konsekuensi HIJRAH itu aku tak mendapat sepeserpun penghargaan atas apa yang kulakukan dan hanyalah gaji terakhir yang dipotong utang separuhnya dan sisanya adalah sisa untukku bertahan dibulan ini..tapi kawan JUJUR aku menjawab,
Inilah kebebasan yang aku inginkan dan aku impikan , tidak ada penyesalan apapun dalam resiko yang tertimbul karena hatiku yang membimbing dan keyakinanku kalo aku dan hatiku telah berkompromi, HIJRAH meyakinkan hatiku kalo keluargaku ada di genggamanku. PROUD to Be OurSelf and FATHER!!
2 komentar:
:) hidup itu mung sakdermo numpang mampir, mas. toh bagaimanapun kita akan terus bergerak, berjalan. tinggal dnegan keberanian menyongsong yg akan datang, atau terseret2 sama yang sudah ada di belakang? yuk kita makan2! :D
mari kita makan-makan eh bukanya besok minggu bukan makan-makanya? ya gitulah budhe ..pikiran saya lagi sangat random tingkat acak langitan ga jelas ya nulise semrawut hanya aku dan tuhan yang tau :), thanks ya dah mampir
Posting Komentar